Syariat
Islam tidak lupa menjelaskan karekter dan perangai wanita shalehah yang dapat
menenangkan dan membahagiakan hati suaminya dalam kehidupan sehingga ia merasa
senang, gembira dan bergairah, apakah gerangan tiang penyangga yang menjadikan
rumah tangga bahagia itu ?
Rasulullah
menjelaskan tiang-tiang penyangga itu. Pertama, ketaatan istri apabila
diperintah oleh suaminya, selama perintah itu baik dan tidak mengajak
kemaksiatan. senantiasa ia menjalankan perintah itu dengan wajah ceria dan
penuh gembira. Kedua, kegembiraan hati suami bila melihat istrinya denang penuh
kasih sayang. dan kerinduan si istri kepada suaminya dengan menghadiahkan
senyuman dibibir dangan wajah yang ceria. Ketiga, bila suami memintanya untuk
dan tidak mengerjakan sesuatu, si istri akan taat. Keempat, Jika suami tidak
ada dirumah, ia akan menjaga harta suaminya dan kehormatan dirinya dengan
setia. ini semua akan mendatangkan manfaat dan kebaikkan bagi kehidupan rumah
tangganya. Diriwayatkan Abu Ummah mdari Nabi saw beliau bersabda :
“Tidaklah
seorang mukmin memperoleh manfaat yang lebih baik sesudah bertaqwa kepada Allah
selain istri yang shalehah, jika diperintahkannya ia patuh, jika dipandangnya
menyenangkan hatinya, jika diminta untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
pasti ditaatinya, dan jika si suami sedang pergi ia tetap setia kepadanya
dengan menjaga dirinya dan hartanya.” (HR Ibnu Majah)
“Ada
empat perkara yang apabila diberikan kepada seseorang berarti ia telah diberi
kebaikan dunia dan akhirat, yaitu : hati yang bersukur, lidah yang selalu
berzikir, tubuh yang tegar menghadapi cobaan, dan istri yang tidak
melanggarnmya dengan berbuat dosa, baik terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap harta suaminya.” (HR Thabrani)
Rasulullah
saw menjelaskan sendi-sendi kebahagiaan dan kesengsaraan rumah tangga, yaitu :
Pertama :
Istri yang sholehah
Bentuk
kebahagiaannya ialah, siistri akan membantunya melakukan ketaatan dan menjauhi
kemaksiatan, menjaga hartanya dan kehormatan dirinya sendiri. sedangkan
kesengsaraannya ialah, ia akan menghasud suaminya untuk melakukan perbuatan
yang tidak terpuji. seperti, melakukan penggelapan kekayaan dikantor, berjudi
dan menghalang-halangi langkah untuk taat kepada Allah, menghambur-hamburkan
harta dan sebagainya.
Kedua : Tempat
tinggal yang baik
Yaitu tempat
tinggal yang layak ditempati, tidak bermewah-mewahan dan berlebih-lebihan dan
senantiasa penghuninya melakukan kegiatan ibadah didalamnya. sedangkan rumah
yang sial adalah rumah yang penhuninya tidak pernah melakukan aktifitas ibadah
didalamnya bahkan cenderung melakukan aktifitas penunjang kemaksiatan.
Ketiga :
Kendaraan yang baik yang dapat menghantar pemiliknya kepada keperluan yang
positif dan berguna, dan tidak untuk yang negatif.
Keempat :
Tetangga yang baik, yang sering peduli akan tetangganya yang ditimpa musibah,
mengunjunginya jika sakit, membantunya dalam kesuliotan, yang menolongnya untuk
melakukan kebajikan, dan yang suka melakukan kebajikan, dan yang suka
memberikan nasehat yang positif. sedangkan tetangga yang jelek adalah yang suka
berbuat onar, menyakiti, menghasud dan menjelek-jelekan tetangganya dan yang
suka memutuskan tali silaturahmi.
Rasulullah saw
bersabda :
“Diantara
faktor yang membahagiakan anak Adam ada tiga dan yang mencelakakannya ada tiga.
faktor yang membahagiakan adalah : Wanita (istri) yang sholehah, tempat tingga
yang baik, dan kendaraan yang baik. sedangkan yang mencelakakanya ialah, istri
yang berperilaku jelek, tempat tinggal yang jelek dan kendaraan yang jelek.”
(HR ahmad, Thabrani, Al Bazzar dan Hakim)
“Barang siapa yang diberi istri shalehah, berarti ia
telah ditolongnya pada separuh agamanya, karena itu hendaklah ia bertakwa
kepada Allah pada separuh yang lainnya. (HR Thabrani, al Baihaqi dan Hakim)
Semoga Allah
swt memberikan kepada kita kebaikan dan menjaga kita dari hal-hal yang membewa
kita kepada kesengsaraan didunia maupun diakhirat. amin kabulkanlah yang Allah.
0 komentar:
Post a Comment