Memulai perubahan memang sulit. Begitupun terjadi pada saya dan
suami, pasangan suami istri yang belum lama menikah. Lucu memang.
(pengalaman pribadi..hehehe). Kejadian awalnya adalah keinginan untuk
membiasakan bangun dini hari untuk menunaikan shalat sunnah tahajjud.
Seperti pagi-pagi sebelumnya saya memang memasang alarm pukul 04.10,
waktu shalat shubuh. Dan karena malam itu saya ingin bangun lebih pagi
untuk tahajjud, saya berinisiatif memasang alarm pukul 03.00 di
handphone suami saya. Dan saya lupa memberitahu sauami saya kalau saya
memasang alarm di handphone miliknya.
Dan kelucuan memang terjadi, meskipun ketahuannya habis shalat. Suami
saya bangun karena alarmnya berbunyi, meskipun dengan mata yang masih
terpejam, saya menyenggolnya supaya mematikan alarm. Saya pun bangun dan
mengambil air wudhu, kemudian membangunkan suami saya yang masih belum
sepenuhnya sadar. Akhirnya suami saya pun bangun dan mengambil air wudhu
serta memulai sholat. Karena saya sudah merencanakan untuk shalat
tahajjud jadi tidak ada yang aneh dengan saya, maka saya pun berniat
shalat tahajjud pada waktu takbiratul ihram. Selama shalat saya tidak
merasakan keanehan, tapi waktu rakaat kedua, suami saya membaca bacaan
Qunut yang biasa dibaca waktu shalat shubuh. Saya pun tidak berprasangka
apapun, mungkin memang seperti itu, karena suami saya waktu shalat
tarawih bulan Ramadhan juga menggunakan bacaan Qunut.
Shalat 2 rakaat pun selesai, saya sebenarnya ingin shalat lagi, tapi
suami saya sudah separuh tidak sadar karena ngantuk. Jadi saya
memutuskan untuk menemaninya saja. Dan keaehan mulai terasa, suami saya
minta dibuatkan kopi, nah? Biasanya suami saya minta dibuatkan kopi
ba’da shubuh. Saya pun heran, tapi juga tidak membantah. Setelah itu
suami saya hendak tidur lagi.
Saya bilang “Ya sudah, 10menit aja, bentar lagi shubuh..”.
Sementara saya membaca buku, suami saya tidur dan kaget karena terdengar adzan dari aplikasi handphone.
Suami saya kaget…”Hah, adzan apa ini dek? (shalat apa maksudnya), lha trus tadi kita shalat apa?”
Hahahaha…keributan pun mulai terjadi.
Saya bilang, “Loh, emang tadi mas niatnya shalat apa?”
“Shalat shubuh, lah emang tadi belum adzan yah?” tanya suami saya.
Dengan wajah kebingungan, saya malah tertawa geli.
“Loh, bukannya mas tahu alarmnya deringnya beda? Lagian tadi kan nengok jam dinding pas mau shalat..”
“Mas pikir tadi jam setengah 5, jadi ya mas niat sholat shubuh..kok dek ga bilang sih?” kata suami saya sambil sedikit kesal.
“Yah, maaf mas, dek pikir mas udah tau kalo baru jam 3.” Ujar saya menahan geli.
“Pantesan mas minta dibikinin kopi dek malah heran, ternyata baru
setengah 4 to? Dek ga ngomong-ngomong sih. Tau gitu kan tadi shalatnya
bisa lebih banyak rakaatnya..” gerutu suami saya.
“Ya sudah ga papa, besok bisa bangun lagi kok..besok dek bilang jam
berapa deh, biar ga salah niat. Hehehe..” kata saya sambil nyengir.
Yah begitulah, meskipun sedikit salah paham, tapi saya senang suami
tidak marah ketika saya bangunkan untuk shalat malam. Hanya saja
kegelian itu masih sering saya ingat, dan bikin saya tersenyum. Hehe..
Mungkin perubahan itu sulit, tapi jika kita menghendakinya insyaAllah
Allah membantu kita untuk berubah menjadi yang lebih baik. Semoga
keluarga kecil saya selalu dalam ridhoNya ALLah. Aamiin..
0 komentar:
Post a Comment